NAD ALI,
ViandraNews-
Pangeran Charles, pewaris tahta kerajaan Inggris, Kamis, untuk pertama kali mengunjungi tentara kerajaan itu di garis depan di Afganistan. Di sana ia mengucapkan terima kasih kepada prajurit yang terus maju ke wilayah yang dikuasai Taliban itu.
Dalam kunjungan dua hari ke Afganistan itu, Charles juga dijadwalkan bertemu dengan para komandan pasukan Amerika Serikat dan Inggris di Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO. Dia juga meninjau satu proyek perbaikan di kota tua Kabul yang dilakukan para sponsor badan amal.
"Saya sangat memuji pasukan Angkatan Darat dan mendukung apa yang mereka lakukan," kata Charles, yang putra bungsunya, Pangeran Harry, ikut bertempur di Afganistan sebagai perwira militer Inggris, kepada wartawan di satu pangkalan militer di provinsi Helmand. "Saya ingin datang ke sini dan mengucapkan terima kasih kepada Anda semua, bertugaslah dengan baik."
Charles mengunjungi Kabupaten Nad Ali di Provinsi Helmand, tempat pasukan Inggris bersama pasukan marinir AS terlibat dalam serangan terbesar selama perang delapan tahun, pada bulan lalu. "Kami melihat kekerasan sudah sangat turun drastis sampai pada titik kami mendapatkan beberapa isyarat, bahwa Taliban tidak akan bercokol lagi di sini," kata perwira komandan daerah itu, Mayor Ian Lindsay-German dari Garda Skotlandia, kepada Charles.
Sebelumnya, komandan satuan tugas yang dipimpin pasukan Inggris di Helmand, Brigadir James Cowan, mengatakan kepada pangeran itu bahwa pasukan Inggris menerapkan taktik berani mengendalikan diri, sebagai bagian dari upaya komandan NATO, Jenderal Stanley McChrystal, untuk menarik hati dan simpatik dengan menahan diri dari menggunakan senjata api untuk mencegah kematian penduduk sipil.
"Kami telah mengurangi sebagian besar penggunaan senjata yang mematikan," kata Cowan. "Sebagai akibatnya kami melihat banyak orang mulai berbalik dan berpihak kepada kami serta mulai mempercayai kami."
Inggris memiliki sekitar 10.000 tentara di Afganistan. Jumlah itu merupa kedua yang terbesar setelah Amerika Serikat, yang sedang meningkatkan pasukannya dengan 100.000 prajurit pada tahun ini.
Posting Komentar